Setelah absen 3 tahun retret meditasi, kali ini Lionny kembali ikut retret di Sukhesikarama Mindfulness Forest. Di awal ia diserang oleh hambatan mental yang bertubi-tubi akibat kendornya latihan meditasi selama ini. Menurutnya hambatan fisik berupa rasa sakit jauh lebih mudah dihadapi daripada sakit pikiran. Saat itu ia sempat menunggu dan mencari fenomena yang ia lebih sukai yaitu rasa sakit, tapi untungnya teringat akan arahan Y.M. Bhikkhu Gunasiri bahwa seorang yogi yang handal dalam meditasi tidaklah menunggu dan mencari, hanya menangani fenomena yang muncul.
Tentunya dulu setiap kali ikut retret ia juga ketakutan menghadapi rasa sakit, bahkan sampai menangis kesakitan. Namun jika seorang yogi sudah dapat mengamati fenomena yang muncul dengan batin yang seimbang terutama rasa sakit dengan baik, hal inilah yang menyebabkan meditasi vipassanā menyenangkan untuk dilakukan, seperti judul panduan meditasi yang diajarkan oleh Y.M. Bhikkhu Gunasiri yaitu "Asyik Bervipassanā.
Setiap selesai sesi interview atau Dhamma talk dengan Y.M. Bhikkhu Gunasiri, ia merasa ada semangat baru untuk melawan kekotoran batin / kilesa dan memang cara yang diajarkan oleh beliau sangatlah efektif dalam menjaga kesadaran terutama tiga cara cittānupassanā. Tentunya selain meditasi, baginya seorang yogi juga harus tetap melakukan dāna, mettā, dan sīla dalam kehidupan sehari-harinya agar lebih mudah menerima arahan dari guru pembimbing dan melembutkan hati sehingga dapat menunjang peperangan melawan kilesa.
Ia mendapatkan manfaat yang signifikan dari meditasi vipassanā ini. Salah satunya adalah batin yang lebih seimbang dalam menghadapi berbagai orang dengan sifat yang berbeda-beda sehingga dunia ini terlihat bagaikan surga. Justru dengan pandangan positif inilah semakin banyak orang baik yang berdatangan karena signalnya serupa. Dari sinilah usaha salonnya menjadi semakin lancar.
Lihat video ini sekarang:
Tekan di sini untuk melihat sharing pengalaman para yogi lainnya.
Komentarai