Pada Desember 2015, Selvi sempat jatuh sebanyak 5 anak tangga dengan posisi terakhirnya adalah duduk. Segera setelahnya ia dibawa ke tukang urut dan untungnya tidak ada masalah yang muncul. Berselang sebulan ia mendapatkan pekerjaan yang mengharuskannya untuk pulang pergi dari Serang ke Jakarta. Karena perjalanan yang cukup jauh maka ia harus duduk di dalam mobil selama kurang lebih 2-3 jam seminggu 3x, sehingga pantatnya menjadi sakit sekali.
Akhirnya ia melakukan rontgen dan ditemukan bahwa ternyata tulang ekornya bergeser. Alternatif pertama yang diberikan oleh dokter adalah operasi kecil, di mana tulang ekornya akan dibenahi dengan menggunakan tangan dokter tersebut. Sedangkan alternatif kedua adalah selalu duduk di ban dalam vespa dengan kemungkinan dalam 3 bulan keluhan tersebut akan menghilang. Karena tidak yakin dengan alternatif pertama, maka ia rajin menggunakan ban dalam vespa, namun selama 3 bulan tidak ada perubahan yang terasa.
Rasa sakit yang tidak mereda membuatnya kembali mencari tukang urut lainnya. Tukang urut yang ia datangi kali ini diberitakan dapat meyembuhkan orang yang lumpuh. Tukang urut yang sakti. Tukang urut tersebut memberi jaminan bahwa keluhan tersebut akan hilang hanya dengan 1-2x urut saja. Namun sudah sampai 4x urut, keluhan tersebut tidak mereda bahkan semakin menjadi. Jadi selama setengah tahun lebih ia harus merasakan sakit di sekujur tubuh bagian kanannya, bagian yang terbentur hingga lebam ketika jatuh. Ia menjadi mudah terserang penyakit seperti batuk dan pilek berat, bahkan ia sempat terkena herpes, tifus, dan lainnya. Ternyata ketika mencoba mencari informasi, ia menemukan bahwa hubungan antara tulang ekor dengan kekebalan tubuh sangatlah erat. Jika susunan tulang belakang tidak benar, maka sel darah putih yang dihasilkan sangatlah sedikit, sehingga kekebalan tubuh menurun drastis dan ia menjadi mudah terserang penyakit.
Untungnya ia bertemu dengan meditasi vipassanā yang dibimbing oleh Y.M. Bhikkhu Gunasiri. Ketika meditasi tentu ia harus menghadapi rasa sakit yang luar biasa, namun ia tidak menyerah dan berusaha dengan sepenuh tenaga. Setelah lewat 6 bulan bermeditasi segala keluhan yang ia harus rasakan sebelumnya menghilang. Ketika ke dokter lagi untuk pemeriksaan, ia diberitahu bahwa masalah sebelumnya memang sudah tidak ada.
Sebelumnya ia tidak pernah mau melakukan meditasi berdiri. Ia sempat berpikir bahwa meditasi berdiri pasti akan membuat seseorang terjatuh. Namun pada retret meditasi kali ini di Sukhesikarama Mindfulness Forest - Bakom, ia mencobanya dan mengakui bahwa ternyata meditasi berdiri walaupun harus merasakan sakit, sangatlah enak dan membuat tubuhnya terasa fit. Dari hari ke hari meditasi berdirinya semakin bertambah, di awalnya mulai dari 4 jam meningkat hingga 6 jam pada hari terakhir. Ia menyarankan agar selalu bersabar dalam meditasi sehingga dapat melihat anicca / ketidakkekalan.
Lihat video ini sekarang:
Tekan di sini untuk melihat sharing pengalaman meditasi lainnya.
留言