top of page

Stress PHK hilang dengan meditasi - Sharing oleh KANTACARINI

Stress PHK hilang dengan meditasi - Sharing oleh KANTACARINI

Kantacarini sudah dua kali ikut retret di Sukhesikarama Mindfulness Forest - Bakom (SUMMIT-BAKOM). Setelah ia mengikuti retret meditasi yang pertama kalinya di tahun 2016, akhirnya ia jadi aktif mengikuti banyak kegiatan meditasi yang dibimbing oleh Y.M. Bhikkhu Gunasiri terutama yang berada di daerah Tangerang. Padahal sebelumnya ia sangat tidak berminat untuk bermeditasi karena hanya mengenal meditasi dengan objek napas yang menurutnya susah dicerna. Ia merasa sangat cocok dengan arahan yang diberikan oleh beliau, bahkan suaminya mengatakan bahwa ia fanatik Y.M. Bhikkhu Gunasiri karena hanya mau mengikuti kegiatan meditasi yang dibimbing oleh beliau.


Sekitar satu setengah bulan setelah mengikuti retret pertama tersebut, perusahaan di mana ia sudah bekerja selama 14 tahun ternyata tutup, yang berarti PHK massal untuk seluruh karyawan. Jika saat itu ia tidak mempunyai modal yaitu mengikuti retret 10 hari dan akhirnya mengenal meditasi vipassanā, ia mungkin sudah pingsan seketika saat berita itu disampaikan karena tentunya berita tersebut bagaikan akhir dunia baginya. Ia langsung memasang status sibuk, tidak bisa diganggu, masuk ke ruang meeting, mengunci pintunya, dan bermeditasi selama 2 jam. Setelah itu ia langsung bisa tenang kembali.


Ia mengingat salah satu arahan dari Y.M. Bhikkhu Gunasiri bahwa seseorang tidak perlu takut dengan hal-hal duniawi, yang penting ia harus rutin bermeditasi dan nantinya pasti akan ada jalan yang terbuka. Ternyata memang benar setelah selang beberapa bulan dari kejadian PHK tersebut ada dua perusahaan asing yang menawarkannya pekerjaan dan bukan hanya itu ia diberi kebebasan untuk menentukan gaji dan fasilitas yang akan didapat. Berdekatan dengan saat itupun salah satu temannya menawarkan untuk bekerjasama membangun perusahaan dan ia yang mengelola perusahaan tersebut. Terbukti semua masalah pasti akan berlalu.


Kemudian satu hari sebelum mengikuti retret 10 hari yang kali ini, ia sempat ikut retret meditasi di tempat lain dengan cara yang berbeda yaitu samatha menggunakan objek napas. Tentu saat mengikuti retret di tempat lain ia harus berusaha mengikuti arahan yang diberikan di sana. Saat merubah kebiasaannya dari meditasi dengan objek jasmani yaitu Sistem Tahapan Aktif Jasmani ke objek napas, ia tidak mengalami kendala apapun sehingga bisa mengikuti alur meditasi dalam retret tersebut dengan baik. Bahkan ia sampai berpikir bahwa dengan meditasi samatha ia dapat kabur dari fenomena sakit yang muncul ketika seseorang bermeditasi vipassanā.


Namun tidak sebaliknya ketika ia mengikuti retret meditasi vipassanā di SUMMIT-BAKOM. Ia mengalami konflik yang sangat luar biasa dan bertubi-tubi ketika berusaha kembali menggunakan objek jasmani lagi. Setiap kali ia menyadari jasmani dengan Sistem Tahapan Aktif Jasmani, perhatiannya selalu tertarik ke napas. Konflik ini membuatnya stress, tidak bisa fokus, ingin pulang, bahkan sampai jengkel karena tidak diperbolehkan pulang oleh Y.M. Bhikkhu Gunasiri. Hal ini bukan berlangsung hanya sehari tetapi bahkan sampai hari ketujuh pun ia masih tertarik ke objek napas lagi dan lagi. Tentunya hal ini dengan jelas menunjukkan dalam praktik sebenarnya, kadar kemelekatan yang dihasilkan dari meditasi fokus satu objek atau yang sering disebut samatha sangatlah tinggi. Tetapi hal ini tidak terjadi ketika seseorang bermeditasi vipassanā mengamati semua fenomena yang muncul lalu berubah alur ke samatha.


Untungnya karena terus berusaha berjuang dengan sepenuh tenaga menuntaskan komitmen retret 10 hari, di hari kedelapan mucul fenomena rasa sakit di kaki kanannya ketika meditasi duduk di gazebo. Sakit ini muncul karena di tempat retret sebelumnya akibat kurang mindful ia terjatuh dari anak tangga sehingga mata kakinya bengkak dan tidak bisa sujud bernamakara. Masuk jam kedua serangan sakitnya bertubi-tubi bahkan bukan hanya di mata kaki yang bengkak tetapi menjalar ke pinggang sampai lehernya, prediksinya mungkin ketika jatuh badannya ikut keseleo sehingga uratnya tertarik. Ingat arahan dari Y.M. Bhikkhu Gunasiri untuk tetap fokus di satu titik sakit yang dipilih di awal, maka ia mengabaikan aliran sakit di tempat lainnya. Lalu ketika gelisah muncul, ia selalu menanganinya terlebih dahulu sebelum kembali ke pengamatan rasa sakit.


Saat itu ia pertama kalinya dalam seumur hidup meditasi duduk tembus 6 jam, setelahnya ia masuk ke dalam Dhamma Hall bersujud, dan kaget karena ia sudah bisa bernamakara tanpa ada rasa sakit. Ia mengatakan bahwa memang ketika di tempat retret sebelumnya ia tidak merasakan sakit apapun, tetapi melalui meditasi vipassanā yang diajarkan oleh Y.M. Bhikkhu Gunasiri justru sakitnya muncul karena memang bisa disembuhkan hanya dengan menyadari dan mencatat. Buatnya Bakom ini selamanya di hati.



Lihat video ini sekarang:


Tekan di sini untuk melihat sharing pengalaman para yogi lainnya.

77 tampilan

Postingan Terbaru

Baru pertama kali membuka situs ini?

bottom of page